waktu tak berjalan mundur, tak berjalan ditempat tapi terus melaju tanpa henti.
Hidup itu laksana berjalan di hutan belantara yang gelap, berkerikil dipenuhi dengan rerumputan dan ranting.
Misi hidup itu laksana tombak dengan dua ujungnya yang tajam.
Sekuat tenaga kita menebas segala rerumputan dan ranting untuk sampai pada tujuan.
Peluh keringat dan lelah tak dirasa ketika tujuan telah di depan mata.
Bersorak hati bergembira menyambut benderang cahaya.
Sedikit menengok kebelakangan untuk memantapkan kaki dalam melangkah.
Seketika diri terperanjat disepanjang jejak langkah bergelimpangan manusia terciderai.
Rupanya ujung tombak misi telah melukai orang lain.
Demikian halnya dengan hidup, jika kita rekam jejak hidup kita. Maka saat kita meraih kemenangan kita akan tahu apakah ujung tombak misi membuat orang lain bahagia dengan jalan yang tersingkap atau justru menjadikan orang lain sebagai tumbal.
Rekam jeka kehidupan, membuat dada menjadi sesak.
Berdiri di persimpangan jalan. Jalan mana yang harus dipilih. Ke kiri berarti lumpuh. Ke kanan tangan akan patah. Ke depan mata akan buta. Mundur berarti pecundang dan diam berarti hancur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar