Selasa, 22 Desember 2009

Surat Cinta untuk Jiwa

Surat ini kutujukan untuk jiwaku dan saudara-saudaraku yang Insya Allah akan tetap mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya., karena dengan cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudaraku yang kerap kali terisi cinta selain-Nya yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, Lalu di ruang hatinya yang kelam, merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana keikhlasan. Maka saat ini kurasakan kekecewaan dan kelelahan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil, dia hanya melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk diriku dan saudara-saudaraku yang mulia lelah menapaki jalan-Nya, yang mulai seringkali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang mulia, padahal tidak ada kepayahan, kelelahan dan kesulitan serta kesakitan yang dirasakan seorang hamba kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruh ku dan ruh saudara-saudaraku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang nikmati, lalu dimanakah kejujuran diletakkan??? Dan kini terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanya rutinitas belaka, saat fisik dan pikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan semu, coba lihatlah hatimu, apakah ia tertawa ? menangis atau merana..?

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri dan diri saudara-saudaraku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih dihadapan-Nya selain ketaqwaan. Padahal kita telah menyadari bahwa tiap-tiap yang berjiwa pasti akan mati. Namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudaraku yang mulai mati, saat tiada getar saat asma Allah disebut, saat tiada sesal saat kebaikkan terabaikan begitu saja, saat tiada rasa dosa ketika mendzolimi diri sendiri dan saudara-saudaranya. Akhirnya surat ini kutujuakn untuk jiwa yang masih memiliki cahaya walaupun sedikit. Jangan biarkan cahaya itu padam. Maka teruslah kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah disekeliling memberikan keindahan islam yang sesungguhnya, hanya kekuatan dari-Nya.

Tidak ada komentar: