Selasa, 22 Desember 2009

Ummii.. Uhibbukii fillah!!^^

Mngkn semua orang tahu dan pernah membaca Harry Potter dan bagaimana ia mendapat reputasi sebagai the boy that survived , Voldermont tidak mampu menyentuh apalagi mencederainya karena perlindungan- menurut Dumbledore, an ancient protective charm yaitu cinta seorang ibu. Pengorbanan ibu telah memberikan Harry perlindungan dari sihir hitam sampai mencapai usia baligh.

Masih mengenai Ibu, dalam Islam kita mengenal suatu hadist yang mengatakan bahwa syurga berada di telapak kaki ibu, mengindikasikan betapa terhormat posisi seorang ibu dalam kehidupan, ditambah lagi hadist lain yang mengatakan sampai tiga kali untuk kita menghormati ibu sebelum menghormati ayah kita, Ibu,ibu, ibu baru lah ayah.

Who should i give my love to, my respect, my honour to, who should i give good mind to, after Allah and Rasulullah comes your mother, who next ? your mother ? who next ? your mother and then your father.

dalam cerita rakyat kita mengenal kisah Malinkundang yang kedurhakaannya telah menyakiti ibunya sendiri hingga terucaplah kutukan tersebut, dan si Malin berubah menjadi batu. Kasih ibu sepanjang jalan dan kini perkembangan ilmu pengetahuan telah mendapat bukti-bukti yang mendukungnya.

Berkembang diantara para pakar biologi bahwa pada organisme multiselular, sel-sel diatur secara hirearkis dan karenanya terdapat sebuah entitas master, dipercayai bahwa entitas utama ini bukanlah inti sel seperti yang dipercayai sebelumnya namun tidak lain adalah maternal mitochondrion yaitu mitokondria yang kini diketahui diwarisi secara maternal. DNA Mitokondria ( mtDNA) diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa dipengaruhi atau dihalang-halangi oleh mekanisme seksual. sementara DNA inti (nDNA)tidak lain dari campuran antara DNA ibu dan ayah.

Mitokondria sebagai entitas utama dalam suatu sel adalah pengertian yang dapat dibandingkan dengan Revolusi Copernicus, organel intra sellular tidak lagi mengorbit di sekeliling Nukleus, tapi justru semua mengorbit disekeliling dan melayani kepentingan mitokondria maternal. Mitokondria berkuasa atas hidup dan matinya sebuah sel karena ia memiliki kontrol atas programmed cell death ini mengapa sel manusia mendedikasikan lebih dari 100 gen inti untuk melayani mtDNA yang hanya mengkode 13 protein saja. 13 protein yang memiliki kontrol total atas proses produksi energi mitokondria yang mensuplai energi untuk sel hingga pada gilirannya memegang kunci atas hidup dan matinya sebuah sel, atau bahkan keseluruhan organisme tersebut.

Ketidakseimbangan fusi dan fisi mitokondria menyebabkan fragmentasi dan distiribusi abnormal sehingga suplai energi terganggu dan terjadi kerusakan sel bahkan berujung pada apoptosis dan degenerasi sel saraf seperti pada penyakit Parkinson, Alzheimer etc. mitokondria disisi lain adalah organel yang egois dia dapat berpindah dari satu sel yang sekarat menuju sel yang lebih sehat, ia juga tidak dapat dibentuk utuh dari nol melainkan harus memiliki sebagian struktur sebelumnya sebagai template.

sebagai kesimpulan mitokondria diangkat sebagai entitas master karena memiliki kualitas berikut yang tidak dimiliki yang lain yaitu :

* garis keturunan tidak terputus dari generasi sel ke generasi berikutnya
* kontrol atas produksi energi
* kemampuan untuk melintas antar sel dan bertahan hidup dari kematian sel
* mengatur kematian sel
* mitokondria mendapat manfaat terbanyak dari interaksi antara organel dan mengeksploitasi secara efisien milieu disekitarnya.

Jadi kawan adalah fakta yang sulit dibantah bahwa dalam setiap mitokondria dalam sel tubuh kita terkandung material genetik yang sama yang dimiliki oleh ibu kita dan ibu beliau, nenek kita, dan ibunya sebelumnya sampai ke ibu kita yang pertama Siti Hawa, warisan tanpa terputus dari ribuan generasi.

Mungkin mata kita adalah milik ayah, kulit kita milik ibu, hidung kita milik nenek, dan postur kita milik kakek, semua yang tampak pada diri kita adalah hasil kontribusi banyak generasi kedua orang tua kita, namun energi yang menggerakkan kehidupan kita sehari-hari di produksi oleh satu saja, yaitu warisan dari ibu kita. Buatlah ia kecewa dan tersakiti hatinya, bukan tidak mungkin Allah berkehendak maka kutukannya akan mengalir menuju setiap mitokondria kita dan BUMM ! menjadi batu , kaku , tanpa energi, seperti robot yang yang dilepas baterainya.

dibalik setiap pemimpin yang sukses disitu ada istri dan ibu yang setia dan berbakat, dibalik setiap prestasi dan gerak langkah sehari-hari tersembunyi didalam tubuh berkah cinta ibu kita, warisan cintanya menjadi energi penggerak. Ibu, ibu, ibu dan barulah ayah, 3 dari 4 bagian, seperti juga mtDNA dan nDNA, 3 bagian ternyata milik ibu kita hanya satu bagian saja dari ayah. betapa banyak kita mendengar berita bahwa keikhlasan, ridha dan maaf dari seorang ibu telah membebaskan anaknya dari sakaratul maut yang berkepanjangan.

Jadi kawan ini adalah kisah cinta abadi seorang ibu pada anaknya tidak terputus meski ribuan generasi berlalu, Allah jadikan energi cinta itu bagian utama dari hidup kita, hormatilah maka surga ganjarannya, khianatilah maka jangan terkejut bila hidup dan mati kita berada pada ridha ibu, demikianlah Allah menempatkan posisi ibu diantara kehidupan dimuka bumi ini berbanggalah dan berbahagialah atas kehormatan yang Allah berikan pada Ibu !

Atas cinta yang tak pernah berhenti dari nadi

dan ketabahan menumbuhkan matahari

untuk semua yang kau tulis

yang kau ukir di dalam diriku

dan lekuk jiwa semesta

( kutipan dari Perempuan Berselendang Bintang, Abdurrahman Faiz )

Sahabat, hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember, sebentar lagi akan datang. Biasanya, untuk merayakannya, keluarga akan sibuk membahagiakan Ibu dengan istimewa. Apa bedanya dengan hari-hari yang lain? Apa, bagaimana, kapan, dan dari mana asalnya? Yuk, kita pelajari catatan berikut ini.

Hari Ibu biasanya dirayakan dengan menjadikan Ibu sebagai Ratu, membebaskannya dari tugas utama sehari-hari memasak, mengasuh anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Bahkan, di hari istimewa itu, banyak keluarga menyiapkan pesta kejutan. Ayah membeli bunga dan kue tart kesukaan Ibu, sedangkan anak-anak membantu membuat kartu ucapan serta berbagai hal untuk memeriahkannya. Wah, alangkah senang perasaan Ibu, Mama, Emak, Umi, pada hari itu. Tapi, apakah hanya hari itu Ibu wajib diperlakukan istimewa?

Asal-Usul
Hari Ibu diperingati dengan berbagai alasan. Dulu, di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Ibu atau Mothers Day dirayakan pada bulan Maret. Hal itu berhubungan dengan kepercayaan mereka memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah atau mitologi Yunani Kuno. Di negara seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Belanda, Malaysia, dan Hongkong, Hari Ibu diperingati pada hari Minggu kedua bulan Mei. Karena hari itu pada 1870 seorang ibu aktivis sosial, Julia Ward Howe, menyanangkan pentingnya perempuan bersatu menghentikan Perang Saudara di Amerika yang belum berserikat.

Berbeda dengan di Indonesia, Hari Ibu lahir dari sebuah Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres tersebut diilhami oleh perjuangan para pahlawan perempuan Indonesia seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said, dan lain-lain. Tetapi, 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu baru pada 1938, saat Kongres III. Pada awalnya, Hari Ibu digunakan sebagai ”alat perjuangan” dalam upaya perbaikan kualitas kaum ibu sebagai tiang negara dan bangsa.

Ibu dalam Islam
Islam, tanpa mengenal hari tertentu, mewajibkan setiap anak selalu mengistimewakan seorang Ibu. Mungkin kita tidak pernah menyadari, begitu banyak yang telah dilakukan oleh Ibu. Ibu mengandung kita selama 9 bulan, jihad berjuang melawan rasa sakit ketika melahirkan, mengesampingkan waktu istirahatnya untuk menyusui, juga merawat ketika kita sehat apalagi saat sakit, dan banyak lagi hal lainnya yang mustahil dapat kita hitung dan kita balas seluruh pengorbanannya. Ibu selalu berjuang untuk anak dan keluarganya. Alangkah mulianya seorang Ibu. Bahkan Rasulullãh pernah bersabda, ”seandainya kita diberi kemampuan membayar setiap tetes ASI, tidak akan ada seorang pun yang dapat melunasi jasa Ibu seumur hidup kita”. Untuk itu, Islam begitu mengistimewakan seorang Ibu, seperti yang banyak kita temui di dalam al-Quran, hadis, dan kisah-kisah teladan.
Allãh berfirman, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’,” (QS al-Isrã’ [17]: 23-24). Amin.

• Syurga ada di bawah telapak kaki ibu (Hadis).

• Seorang lelaki datang kepada Nabi seraya berkata, “Wahai Nabi Allãh! Saya muda dan kuat, siap bertindak dan berbakti, dan ingin sekali pergi ke medan jihad untuk kemajuan Islam! Tetapi Ibu saya tidak membiarkan saya meninggalkannya untuk pergi berperang.” Nabi yang mulia bersabda, “Pergilah, tinggallah bersama Ibumu. Saya bersumpah kepada Tuhan yang memilih saya sebagai Nabi, bahwa pahala yang engkau dapatkan untuk melayaninya meskipun hanya semalam, dan membahagiakannya dengan kehadiranmu, jauh lebih besar daripada pahala perang jihad selama satu tahun.”

• Seorang lelaki datang kepada Nabi seraya berkata, “Wahai Nabi Allãh! Tunjuki saya, kepada siapa saya mesti berbuat baik untuk mendapatkan manfaat yang sempurna atas amal kebajikan saya?” Beliau bersabda, “Berbuat baiklah kepada Ibumu.” Lelaki itu bertanya dua kali lagi, Beliau menjawab dua kali, ”Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi untuk yang keempat kalinya, ”Dan sesudah Beliau?” Nabi menjawab, “Kepada Ayahmu.”

• Dari sebuah kisah sufi, “Adalah hak Ibumu agar engkau mengingatnya bahwa beliau telah mengandungmu dalam rahimnya selama beberapa bulan. Memeliharamu dengan sari hidupnya. Mengerahkan semua yang ada padanya untuk memelihara dan melindungimu. Dia tidak memedulikan rasa laparnya, sedangkan engkau diberinya makan sepuas-puasnya. Dia mengalami rasa haus sementara dahagamu dipuaskan. Dia mungkin tak berpakaian layak, tapi engkau diberinya baju yang baik-baik. Dia mungkin berdiri di panas terik matahari, sementara engkau berteduh dalam bayangannya. Dia meninggalkan tidurnya yang enak demi tidurmu yang pulas. Dia melindungimu dari panas dan dingin. Dia menanggung semua kesusahan itu demi engkau! Maka engkau layak untuk mengetahui, bahwa engkau tak akan mampu bersyukur kepada Ibumu secara pantas, kecuali Allãh menolongmu dan memberikan keridaan untuk membalas akal-budinya.”

• Dari kisah seorang alim-ulama. Seseorang berkata kepada orang yang Ibunya meninggal, “Tidak pantas engkau yang berkedudukan alim bersikap resah dan mengucurkan air mata, hanya karena kematian seorang perempuan tua.” Ulama besar itu mengangkat kepalanya dan menjawab, “Sepertinya engkau belum menyadari kedudukan mulia seorang Ibu. Saya berhutang budi atas kedudukan saya kepada pendidikan yang diberikan Ibu kepada saya, serta kerja kerasnya. Ibulah yang meletakkan dasar kemajuan saya, mengantarkan saya kepada kedudukan akhlak sebagai ulama seperti sekarang ini.”

• Seorang pemuda sakit parah. Nabi pergi menjenguknya. Pemuda itu tampak kepayahan. Nabi berkata kepadanya, “Akuilah keesaan Allãh dan ucapkan kalimat syahadat: Lã ilãha illallãh!” Tapi, pemuda itu tidak dapat mengucapkannya. Kemudian Nabi bertanya kepada seorang perempuan yang hadir, “Apakah dia mempunyai Ibu?” Perempuan itu menjawab, “Ya. Saya adalah Ibunya.” Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau tidak rela kepadanya?” Perempuan itu mengiyakan, “Ya. Saya tidak rukun dengan dia selama enam tahun!” Nabi meminta perempuan itu memaafkan kesalahan putranya. Perempuan itu berujar, “Wahai Nabi Allãh! Saya akan melakukannya demi engkau.” Kemudian Nabi menoleh kepada pemuda itu sambil berkata, “Sekarang ucapkanlah Lã ilãha illallãh!” Pemuda itu dengan lancar dapat mengucapkannya.

Wahai Sahabat, ingatlah selalu setiap bangun tidur di pagi hari, Ibu harus diperlakukan istimewa. Meski hari ini, bukan Hari Ibu. Salam hangat untuk Ibumu!


Tidak ada komentar: